Bab 7 Pengukuran Dan Pengendalian Aset yang Digunakan (11)

Metode Penilaian yang lain
Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih namun menetapkan batas bawah, biasanya 50 persen, dari jumlah kos awalnya yang bisa dihapus. Ini mengurangi penyimpangan pada unit bisnis dengan relatif aset tua. Kesulitan dengan metode ini adalah bahwa sebuah unit bisnis dengan aset tetap yang memiliki nilai buku bersih kurant dari 50 persen nilai buku kotor dapat memperkecil basis investasinya dengan membuang aset yang masih bagus. Beberapa perusahaan yang lain menyimpang sepenuhya dari pencatatan akuntansi dan menggunakan perkiraan nilai sekarang (current value) aset. Mereka memperoleh angka ini secara periodik dengan menilai aset (appraisal; Katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit bisnis baru mengambil alih), dengan menyesuaikan kos awal menggunakan suatu indeks perubahan pada harga peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi.

Permasalahan utama dalam menggunakan angka non-akuntansi adalah mereka cenderung subyektif dibanding nilai akuntansi yang tampak obyektif dan umumnya tidak bergantung pada pendapat. Oleh karena itu, data akuntansi mempunyai aura kenyataan untuk manajemen operasi. Meskipun intensitas atas sentimen ini bervariasi di antara para manajer, semakin jauh seseorang menyimpang dari angka akuntansi dalam mengukur kinerja keuangan, maka semakin besar kemungkinannya baik manajer unit bisnis maupun manajer senior menganggap sistem bermain dengan angka.

Masalah yang terkait dengan penggunaan angka non-akuntansi pada sistem internal adalah probitabilitas unit bisnis tidak akan konsisten dengan probitabilitas korporasi yang dilaporkan ke pemegang saham. Meskipun sistem pengendalian manajemen tidak harus konsisten dengan pelaporan keuangan, namun untuk praktisnya sebagian manajer menganggap laba bersih, seperti yang dilaporkan dałam laporan keuangan, merupakan “nama permainannya”. Akibatnya, mereka tidak menyukai sebuah sistem internal yang menggunakan metode yang berbeda untuk pencatatan (keeping score), terlepas kelebihannya secara teoritis. Masalah lain terkait dengan penggunaan nilai pasar sekarang (current market value) adalah bagaimana menentukan nilai ekonomi. Alhasil, nilai ekonomi sekelompok aset sama dengan nilai sekarang arus kas yang dihasilkan aset di masa depan. Secara praktis, angka ini tidak bisa ditentukan. Meskipun indeks harga pengganti (replacement cost) pabrik dan peralatan publikasian dapat saja digunakan, hampir sebagian besar indeks harga tidak relevan karena tidak memnbuat cadangan untuk dampak perubahan teknologi.

Apapun kasusnya, sangat jarang terjadi memasukkan aset tetap dalam basis investasi pada angka yang lain dari yang diturunkan dari catatan akuntansi. Hal tersebut lebih merupakan ketertarikan akademik (Tampilan 7,7).

Aset Sewa
Anggap saja unit bisnis yang laporan keuangannya tampak pada Tampilan 7,1 menjual aset tetapnya seharga nilai buku sebesar USD300,000, menyerahkan hasil penjualan tersebut ke kantor pusat, dan kemudian menyewa kembali aset pada harga sewa sebesar USD60,000 per tahun. Sebagaimana terlihat pada Tampilan 7,8, laba sebelum pajak unit bisnis akan turun karena biaya sewa lebih tinggi daripada beban depresiasi yang dihapus. Namun demikian, economic value added akan naik karena kos yang lebih tinggi ditutup oleh penurunan yang lebih besar lagi pada capital charge. Karena alasan ini, manajer unit bisnis terdorong untuk menyewa, daripada memiliki aset sepanjang beban bunga yang melekat pada kos sewa lebih kecil daripada capital charge yang diterapkan pada basis investasi. (Di sini, sebagaimana dalam kasus lain, generalisasi ini

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.