Skripsi 5: Kemana, Dimana?

Ada lagu dangdut yang dulu cukup populer di Indonesia, judulnya “Alamat Palsu” (https://www.youtube.com/watch?v=CVRwL0-GhV4). Penggalan liriknya adalah sebagai berikut:

Ke mana, ke mana, ke mana?
Ku harus mencari ke mana?
Kekasih tercinta tak tahu rimbanya
Lama tak datang ke rumah

Di mana, di mana, di mana?
Tinggalnya sekarang di mana?

Kalau penggalan lirik dan nada lagu di atas diadopsi untuk mengungkapkan sebagian dari permasalahan Skripsi yang penting, maka bunyinya mungkin akan menjadi sebagai berikut.

Ke mana, ke mana, ke mana?
Skripsiku larinya ke mana?

Di mana, di mana, di mana?
Skripsiku berakhir di mana?

Ya, ke manakah larinya Skripsi yang merupakan hasil penelitian itu? Ke Perpustakaan dong! Ditaruh di Perpustakaan tentu saja.

Di ruang Perpustakaan? Berapa lama? Berapa tahun Perpustakaan mampu menampung Skripsi tulisan mahasiswa dari sekian banyak generasi?

Seberapa besar ruang Perpustakaan yang tersedia sehingga mampu menampung Skripsi dari sekian banyak lulusan? Mustahil bukan?

Bahwa Skripsi dipajang di ruang Perpustakaan, memang betul. Tapi, itu terutama untuk Skripsi yang tergolong baru. Sedangkan untuk Skripsi yang sudah tergolong lama, secara rutin Perpustakaan memusnahkannya.

Suatu hal yang terutama tergantung pada kapasitas ruang Perpustakaan yang tersedia untuk tempat memajang dan menyimpan skripsi-skripsi tersebut. Yang jelas, setelah ruang skripsi penuh maka perpustakaan akan memusnahkan skripsi yang sudah tergolong lama.

Pemusnahan ini terpaksa harus dilakukan untuk memberi tempat kepada skripsi yang baru. Biasanya, jika lokasi perpustakaan relatif dekat dengan pabrik kertas*, maka perpustakaan akan bekerja sama dengannya untuk proses pemusnahan tersebut.

Jangan sedih! Begitulah realitasnya.

Suatu hal yang bersifat alamiah saja. Mengosongkan ruang untuk memberi tempat pada hadirnya skripsi yang baru.

Lalu, adakah cara yang dapat ditempuh agar skripsi dapat “hidup” lebih lama? Dan, tidak cepat “hilang” karena siklus alam?

Meskipun secara umum, mungkin sudah menjadi “nasib” dari skripsi kalau harus berakhir di proses pemusnahan. Namun sebagai hasil dari sebuah penelitian, sebenarnyalah memang ada cara yang dapat ditempuh untuk memperpanjang “nafas” skripsi.

Cara yang saya maksud adalah publikasi (‘published’). Meskipun cara tersebut, mungkin lebih cocok untuk sebuah disertasi, namun ada beberapa skripsi hasil bimbingan dari kolega yang hasilnya bisa sampai ‘published’.

Untuk sebuah skripsi, hasilnya bisa sampai ‘published’ tentu saja luar biasa. Pertanyaannya, bagaimana ceritanya sehingga ‘published’ bisa memperpanjang “nafas” sebuah skripsi? 

Namun sebelumnya, ada baiknya menyimak informasi berikut. Informasi saya ambil dari buku “Management Control System“, Edisi ke-12, tulisan Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan.

Berturut-turut:

  1. pada halaman 247, baris 3-5 dari ‘Suggested Additional Readings‘. Tertulis, Anctil, R. M., and Sunil Dutta. “Negotiated Transfer Pricing and Divisional vs. Firmwide Performance Evaluation.” The Accounting Review 74, no. 1 (January 1999), pp. 87-114.
  2. pada halaman 395, baris 1-3 dari ‘Suggested Additional Readings‘. Tertulis, Fisher, Joseph G., James R. Frederickson, and Sean A. Peffer. “Budgeting: An Experimental Investigation of the Effects of Negotiation.” The Accounting Review, January 2000, pp. 93-114. 
  3. pada halaman 395, baris 4-6 dari ‘Suggested Additional Readings‘. Tertulis, Frucot, Veronique, and Winston T. Shearon. “Budgetary Participation, Locus of Control, and Mexican Performance and Job Satisfaction.” The Accounting Review LXVI (January 1991), pp. 80-99.
  4. pada halaman 395, baris 15-17 dari ‘Suggested Additional Readings‘. Tertulis, Penne, Mark. “Accounting System, Participation in Budgeting, and Performance Evaluation.” The Accounting Review LXV no. 2 (April 1990), pp. 303-14.
  5. pada halaman 439, baris 1-3 dari ‘Suggested Additional Readings‘. Tertulis, Dunk, Alan S. “Reliance on Budgetary Control for Manufacturing Procress Automation and Production Subunit Performance.” Accounting, Organizations and Society XVII, no. 4 (April-May 1992), pp. 195-204.

(Bersambung) …

_______

*)Lokasi kampus FEBUGM relatif dekat dengan PT. Kertas Blabak yang berdomisili di Blabak, Desa Mungkid, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.